Jumat, 31 Oktober 2014

topi taro



kemarin lusa, seorang teman mengomentari foto pagi. pasalnya foto hasil jepretan kamera xperia yang saya unggah tidak seperti foto pagi biasanya yang hampir selalu memakai topi bundar. tanpa disadari, saya memang senang memakaikan pagi topi.. tapi topi bundar seperti yang sering dipakai pagi susah sekali mencarinya. dulu saya sempat punya yang berbahan canvas, itu topi favorit sampai seiring bertambahnya usia pagi, topi itu tidak cukup lagi.. lalu berganti dengan topi katun dengan motif kotak-kotak berwarna merah jambu.

si topi merah jambu kesayangan hampir dipakai setiap hari dan akibatnya sekarang sudah nyaris tak layak pakai. lingkaran topinya sudah keriting tak beraturan, kadang berhasil bulat sempurna kalau disetrika, tapi tak bertahan lama.. lalu kembali ke bentuk semula. sudah diniati mencari gantinya berkali-kali tapi tak pernah sampai menemukan hasilnya. nah, cerita ini saya sampaikan ke a pepey, si teman yang tadi bertanya..

mendengar curahan hati seorang ibu yang kesulitan mencari topi, dengan santainya a pepey menanggapi "bikin sendiri atuh jeng.." awalnya saya ragu karena merasa hasil jahitan saya belum rapih sedangkan untuk membuat sesuatu yang berbentuk bundar, tentu perlu ketelitian dan tingkat presesi yang tinggi. tapi, tetap akhirnya penasaran.. malam harinya setelah bosan menjahit mukena, saya membongkar lemari yang berisi stok kain hahahahaha.

ibu, sang jenderal menjahit bintang lima, yang kebetulan sedang di bandung membantu saya menjiplak pola seadanya dari topi bundar merah jambu, setelahnya saya memotong kain, lalu menjahit dan akhirnya mengantuk karena memang sudah larut. siang keesokan harinya saat istirahat kantor, saya pulang demi memenuhi rasa penasaran, menyelesaikan project topi bundar yang mulai saat ini saya sebut dengan topi taro.. dan ini dia hasilnya :D



Rabu, 08 Oktober 2014

the happiness project


dulu, saat saya dan masery berencana menggelar syukuran pernikahan selain dibantu oleh keluarga, kami juga dibantu oleh banyak teman baik untuk mempersiapkan segala sesuatu keperluan hari H. mulai dari menyusun acara, menyempurnakan dekorasi, menyumbang kopi dan senampan kue, meminjamkan infokus, membuatkan souvenir, menyapu halaman setelah resepsi, menjadi orkes musik penggembira bahkan sampai ada yang rela jadi pembawa acara, khusus yang ini si pembawa acara ikhlas banget dandan sendiri, dateng sendiri juga. padahal rumahnya jauh dan acaranya malem banget. kami menyebutnya the power of folks!

bulan kemarin, setelah lebih dari dua tahun usia pernikahan saya dan masery si pembawa acara membawa kabar bahagia mengikuti jejak kami berdua. shelly dan tentu saja calon suaminya, berencana menggelar syukuran pernikahan. karena itu shelly request minta dibuatkan souvenir khas halopagi!, tapi dengan jumlah ratusan dan waktu yang terbatas tentu saja saya tidak bisa menyanggupi. pantang menyerah, beberapa hari kemudian shelly meminta supaya saya bisa membuatkan souvenir untuk gelaran pengajian sebelum acara syukuran pernikahan berlangsung. okelah, deal!

setelah sempat melewati pasang surut mood menjahit, drama demam dua hari karena mastitis, akhirnya jadilah ini, tadaaaaaaaaaa! empat puluh pouch bertabur bunga-bunga untuk souvenir pengajian shelly. ah, semoga acaranya lancar sampai hari H ya shel.. inget, detik-detik menjelang hari H tekanan darah dan emosi biasanya semakin tinggi hahahahaha. tapi percayalah, semua proses persiapan ini nantinya akan terlihat indah sekali kok :D